Selasa, 07 April 2015

Tujuan Beragama

Apa tujuan manusia beragama
Apa tujuan manusia menciptakan Tuhan dan menyembahnya ?

Bukankah untuk menjadi manusia yang lebih baik ?
silahkan di cek sendiri menjadi manusia seperti apakah anda sekarang ?
Hanya saja ceknya jangan dengan cara selfie ya.....  Pakai cermin bebas pemujaan diri


Apakah orang-orang beragama TIDAK tahu ISIS itu kejam ? Tidak manusiawi lagi ?  mengapa yang mengaku beragama berbondong-bondong mengira jika mengikuti ISIS artinya mendukung Tuhan ? ber-jihad ?

Apakah orang-orang beragama TIDAK tahu tindakan FPI itu bukan Langkah Islam ? Tidak Islami lagi ?  mengapa yang mengaku beragama berbondong-bondong mengira jika mengikuti FPI artinya mendukung Tuhan ? ber-jihad ?

Ataukah ISIS itu memang islam ? Langkah FPI itu adalah perbuatan islami ?
Wallauhallam Bin Sawab

sufi

Kadang memuja matahari JAUH lebih baik darpada memuja yang lainnya
Karena matahari memberi kita hari yang cerah dan memberi pagi yang indah spt hari ini

Logika Islam

Image result for "logika islam"

Senin, 06 April 2015

Setan Jadi Babu, Tuhan Jadi Apa ?

Cerita ini terjadi di Bandung
Setelah dapat membereskan sisa perkerjaan di tempatnya bekerja, sekitar jam 04.00 pagi, Pak Juanda pulang mengendarai sepeda motor menuju rumahnya. Jalan pulang bukanlah jalan yg seram dan melewati tempat angker, tetapi jalan umum biasa. Setelah tiba di gerbang komplek perumahan tempat tinggalnya, dan menjalankan sepeda motornya beberapa ratus meter dari pos ronda, tiba-tiba Pak Juanda mencium bau melati. bau ini mengingatkannya pada situasi seram yg sering didengar atau ditontonnya ketika melihat cerita atau film hantu indonesia di televisi.
Tetapi dasar memang sifat gendengnya atau juga karena sudah capek. Pak Juanda terus memacu motornya dan tidak peduli, malah menantang “kalaupun ada silahkan ikut” begitu katanya.
Benar saja, tanpa dirasakan olehnya, tetapi terlihat oleh Pak Satpam yg kebetulan ada, diboncengan motornya telah duduk seorang perempuan berwajah pucat, berbaju putih dan berambut panjang.
Sesampainya di rumah, rupanya kunti ini senang pada pohon mangga yg ada di depan rumah Pak Juanda. Sesuai dengan kesaksian Pak Satpam yg menyaksikan kejadian, terlihat kelebatan bayangan putih yg berpindah dr boncengan ke pohon.
Seperti cerita-cerita lain yg sejenis, sejak saat itu Kuntilanak ini sering menampakan diri kepada keluarga pak Juanda.
Pak Juanda, yg pada suatu malam yg berhujan rintik-rintik, kedatangan Kunti ini. Kunti ini menampakan diri dipojokan rumah yg agak gelap di teras rumah Pak Juanda. Merasa sering kedatangan tamu ini, Pak Juanda memanggil Kunti tersebut. “Hei Kunti, kalau mau bertamu ke sini aja, jangan suka malu-malu” Begitu katanya kepada Kunti tersebut. “Hanya coba wajah kamu kalu bisa diubah jadi cantik, biar saya senang melihatmu, serta bau badan yg biasa saja seperti bau badan anak ABG, jangan bau melati” begitu ucapan terusnya.
Kunti ini sejak itu sering muncul dalam rupa yg diminta Pak Juanda. Bahkan pemunculannya disertai pakaian yg mini dan agak seksi. Penampilan kunti ini menjadi lebih pantas sebagai bintang sinetron tampaknya. Kulit putih, wangi, pakaian mini, rambut panjang dan cantik.
Suatu malam, Pak Juanda kecapaian pulang kerja, istrinya sedang pergi mengunjungi ibunya. (Nah bisa masuk ke cerita sex ini) Piring dan gelas kotor masih ada di dapur. Pakaian kotor masih di ember belum masuk mesin cuci. Makanan tidak ada, nasi habis. Kemudian Pak Juanda melihat penampakan kunti di sofa di depan tivi yg menyala.
“Hai kunti, ke sini, tolong bantu saya cuci piring” Katanya. “Kemudian masak nasi, masukan cucian ke mesin cuci dan sekalian ngepel ya…, saya mau mandi dulu” terusnya sambil mengambil handuk untuk mandi.
Karena telah menjadi setan, dengan kekuatan setannya pekerjaan yg diminta Pak Juanda dapat diselesaikan dengan sangat cepat.
Sejak saat itu, rumah Pak Juanda menjadi lebih bersih.
Bahkan katanya ada maling yg mencoba masuk rumah saat keluarga Pak Juanda pergi tiba-tiba lari terbirit-birit sambil berteriak ketakutan. 
Kesaksian?
Tanya Kel Pak Juanda dan tetangga sekitarnya yg sekarang malah rajin pulang malam untuk siapa tahu mendapatkan kunti seperti yg di rumah Pak Juanda

Muhammad tidak tahu apa-apa tentang hal gaib

Hadist Sahih Bukhari no. 1985
Diterima dari Aisyah ra, katanya, “Siapa yang menceritakan kepada engkau, bahwa Muhammad melihat tuhannya, sesungguhnya orang itu dusta, karena Tuhan mengatakan, “Pemandangan tidak sampai kepadaNya”. Dan siapa yang menceritakan kepada engkau, bahwa Muhammad mengetahui hal yang gaib, sesungguhnya orang itu berdusta, karena Tuhan mengatakan, “Tiada mengetahui hal yang gaib melainkan Allah.”
TIDAK PERNAH AISYAH BERSAKSI bahwa MUHAMMAD TAHU TENTANG HAL GAIB. Malahan Aisyah bersaksi bahwa Muhammad tak tahu apa-apa tentang hal gaib, itu sesuai dengan pengakuan Muhammad sendiri di dalam Alquran bahwa dia tak tahu apa-apa tentang hal gaib. Cerita-cerita Muhammad dengan setan adalah BUALAN Muhammad.
Muhammad bukan utusan Tuhan, dia cuma seorang pembual dari Arab, dan dia begitu terbelakang sehingga banyak mengarang cerita-cerita lucu tentang setan.
Jika ada Setan bisa mengganggu Muhammad lewat sihir dan mimpi buruk. Itu pengakuan Muhammad sendiri.

Sejarah Penulisan Alkitab -- menurut yongky wenas

Kita semua mengetahui bahwa teks asli atau Autograph dari Alkitab yang ditulis oleh penulis asli telah hancur karena umur. Yang ada sekarang ini adalah salinan-salinan yang disebut sebagai Manuscript. Manuskrip-manuskrip inipun tidak tahan oleh umur, karena itu disalin ulang oleh para penyalin sampai sekarang ini terdapat ribuan manuskrip Alkitab. Secara garis besar family tree of the Bible dapat kita jabarkan menjadi 3, yaitu :

Alexandrian Manuscripts (Text on abbreviation of original text) 
Manuscripts of Traditional Text (Almost identical with original in text).

Ancestor of Western Family Manuscripts (Text an expansion of original text) 

Alexandrian Manuscripts (Text on abbreviation of original text) 
Alexandrian Manuscripts terdiri dari manuskrip-manuskrip :
  • Papyrus 75 tahun 200 AD.
  • Papyrus 66 dengan Mixed Text, juga pada tahun 200 AD.
  • Codex B pada abad ke 4 sesudah masehi.
  • Codex Aleph abad ke 4 sesudah masehi.
Dari Alexandrian Manuscripts ini lahirlah berbagai macam Alkitab seperti :
  • Revised Version tahun 1881.
  • American Standard Version tahun 1901
  • Revised Standard Version tahun 1946
  • New English Bible tahun 1961
  • New International Version tahun 1978.
Manuscripts of Traditional Text (Almost identical with original in text) 
Manuscripts of Traditional Text terdiri dari manuskrip-manuskrip :
  • Peshitta Syriac abad ke 2 sesudah masehi.
  • Gothic Version abad ke 4 sesudah masehi.
  • Codex W antara abad ke 4 dan abad ke 5 sesudah masehi.
  • Codex A pada abad ke 5 sesudah masehi.
  • The Vast Majority of Extant Text atau sering disebut Majority Text.
Dari Manuscripts of Traditional Text ini sendiri total ada sekitar 1900 manuskrip dan dari stream ini lahirlah Alkitab Authorized Version atau sering disebut sebagai King James Version 1611.

 
Ancestor of Western Family Manuscripts (Text an expansion of original text)

Ancestor of Western Family Manuscripts terdiri dari manuskrip-manuskrip : 
  • Old Latin Version pada abad ke 2 sesudah masehi.
  • Latin Vulgate pada abad ke 4 sesudah masehi yang diklaim Paus sebagai infallible.
  • Codex D pada abad ke 6 sesudah masehi.
  • Codex D2 pada abad ke 6 sesudah masehi.
  • Codex E2 pada abad ke 7 sesudah masehi.
Dari Ancestor of Western Family Manuscripts ini lahirlah Alkitab Douay Version tahun 1582 yang merupakan Alkitab kaum Jesuit untuk meng-counter gerakan Reformasi pada saat itu. Douay Version 1582 sering disebut sebagai Jesuit Version.

Dari ke 3 stream di atas, yang paling tua adalah Alexandrian Manuscripts. Hampir semua terjemahan Alkitab ke berbagai bahasa dunia memakai Alexandrian Manuscripts.
Apakah dokumen tertua dapat dikatakan juga sebagai dokumen yang benar...?
Zaman sekarang ini kita telah dipaksa untuk memahami bahwa yang tertua adalah sudah pasti yang terbaik.

Perlu dipahami di sini adalah bahwa ternyata dalam pembahasan manuskrip-manuskrip Alkitab kita mengetahui bahwa yang tertua adalah belum tentu yang terbaik.

Mengapa...?

Ijinkan saya memberikan ilustrasinya sedikit. Jika saya mempunyai suatu resep istimewa untuk ayam goreng yang tidak ada bandingnya dan saya berencana akan membuat francise maka saya akan membagikan resep istimewa tersebut ke semua francises saya ke seluruh dunia. Resep-resep tersebut dibagikan ke negara-negara lain, dan diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa mereka masing-masing. Ada yang memakai bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Perancis, bahasa Spanyol dan lain-lain di seluruh dunia.

Kemudian pada suatu saat ada seseorang yang bermaksud tidak baik yang berencana buruk untuk mencontek resep saya, lalu ditambahkan dan dikurangi sana-sini, dibuat seakan-akan yang paling tua, paling lebih dulu dari yang lain, lalu orang tersebut mendeklarasikan bahwa ini adalah resep asli yang sesungguhnya.

Semua orang akan bingung.
Mana resep asli yang sesungguhnya...?
Apakah resep dia atau resep saya...?

Cara yang paling common sense adalah :
Mengumpulkan semua salinan resep yang sudah disalin ke berbagai bahasa dunia, dikumpulkan, lalu dibandingkan dengan resep dia yang ia katakan yang paling tua. Jika mayoritas resep yang ada di seluruh dunia sama dengan resep saya dan berbeda dengan resep dia, maka resep saya adalah yang paling original, yang paling asli.

Itulah yang terjadi sebenarnya dalam dunia manuskrip Alkitab. Manuscripts of Traditional Text adalah manuskrip-manuskrip yang paling mayoritas disalin dan diterjemahkan ke seluruh dunia. Ada banyak saksi-saksi mata yaitu banyaknya jumlah manuskrip yang berasal dari Manuscripts of Traditional Text.
Tepat seperti firman Tuhan katakan di Ibrani 12:1.

Heb 12:1
Wherefore seeing we also are compassed about with so great a cloud of witnesses, let us lay aside every weight, and the sin which doth so easily beset us, and let us run with patience the race that is set before us, 

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita. Amen! Halleluyah!

Ada sekitar 1900 manuskrip dari stream Manuscripts of Traditional Text. Sedangkan dari stream Alexandrian Manuscripts banyak dari manuskrip-manuskrip tersebut hilang. Demikian juga dari stream Ancestor of Western Family Manuscripts, banyak yang hilang. Jika diadakan studi perbandingan, maka dari ke 3 aliran stream di atas yang memiliki great cloud witnesses adalah yang berasal dari stream Manuscripts of Traditional Text.

Lalu, apakah artinya ini...?
Artinya adalah Tuhan tetap memelilhara keutuhan firman-Nya. Tepat seperti pemazmur katakan di Mazmur 12:6-7.
Psa 12:6
The words of the LORD are pure words: as silver tried in a furnace of earth, purified seven times.
Psa 12:7
Thou shalt keep them, O LORD, thou shalt preserve them from this generation forever. 


Tuhan memang menjaga kemurnian firman-Nya dari generasi ke generasi.

Penulis buku berjudul “The Bible in Modern Scholarship” yang bernama Kurt Alan mengatakan dalam bukunya di halaman 336 :
QUOTE…
The Papyrus 75 and Codex B represents a revision of local text of Egypt which was enforced as the dominant text in that particular ecclesiastical province…END OF QUOTE. 


Ini membuktikan bahwa manuskrip Codex Sinaiticus adalah merupakan produk revisi-revisi lokal dari penduduk Alexandria yang disesuaikan dengan filosofi dan cara berpikir penduduk Alexandria.

Selanjutnya David Otis Fuller DD mengatakan :
QUOTE…
Fundamentally, there are only two streams of Bibles. The first streams which carried the Received Text in Hebrew and Greek, precious manuscripts were preserved by suchas the church at Pella in Palestine where Christians fled, when in 70 AD the Romans destroyed Jerusalem…END OF QUOTE. 


Jadi manuskrip-manuskrip asli tidak berasal dari kota Roma seperti yang diklaim oleh Roma Katolik. Tetapi sebaliknya, manuskrip-manuskrip Alkitab berasal dari daerah-daerah Kristen di Timur Tengah seperti dari Yerusalem, dari Antiokhia, dari tempat-tempat di mana para rasul berdiam setelah Yerusalem dihancurkan tahun 70 AD.

Selanjutnya saya akan quote kembali kalimat dari David Otis Fuller DD.
QUOTE…
by the Syrian Church of Antioch which produced eminent scholarship, by the Italic Church in northern Italy; and also at the same time by the Gallic Church in southern France and by the Celtic Church in Great Britain; by the pre-Waldensian; by the Waldensian and the churches of Reformation…END OF QUOTE. 


Note :
Italic Church yang disebutkan di atas adalah bukan Roman Catholic Church karena saat itu Roman Catholic belum lahir. Ke-Katolik-an baru lahir pada tahun 313 AD. Teks yang dipakai oleh Italic Church pada abad mula-mula adalah berasal dari stream Manuscripts of Traditional Text, bukan dari Ancestor Western Family of Manuscripts yang diakai oleh Roma Katolik.

Less Garret 1982 “Which Bible can we trust?” halaman 64 mengatakan :
QUOTE…
These manuscripts have in agreement with them, by far the vast majority of copies of the original text. So vast is this majority text that even the enemies of the Received Text admit that 95% of all the Greek manuscripts are of this class…END OF QUOTE. 


Received Text ini dikenal sebagai Textus Receptus yang dipakai sebagai fondasi dari Alkitab King James dan gerakan Reformasi pada abad pertengahan.

Steram kedua yang dinyatakan oleh David Otis Fuller DD adalah sebagai berikut :
QUOTE…
The second stream is a small one a very few manuscripts These last manuscripts are represented : The Vatican Manuscript (Codex B) in the library of Rome and the Codex Sinaiticus (Codex Aleph); the Vulgate or Latin Bible by Jerome 383 AD; the Jesuit Bible 1582 AD which later with vast changes is seen in the Douay Version and Catholic Bible; and modern English Bible…END OF QUOTE 


Roma Katolik memiliki hanya sedikit manuskrip yaitu : Vatican Manuscripts (Codex B) yang ada di perpustakaan di Roma dan Codex Sinaiticus (Codex Aleph) yang digunakan untuk meredam gerakan Reformasi pada abad pertengahan.

Yang sangat menarik adalah bahwa Codex Sinaiticus atau Codex Aleph ditemukan pada tahun 1844, seakan-akan memang sengaja ditambah-tambahkan oleh pihak atau golongan tertentu untuk meredam gerakan Reformasi. Selain itu, Codex Sinaiticus adalah manuskrip termuda yang pernah ditemukan sebelum Dead Sea Scroll, tetapi diklaim sebagai manuskrip tertua yang pernah dibuat.

Seperti pada abad mula-mula di mana terjadi peperangan rohani antara Biblical Christians dengan para pengikut aliran sekte seperti gnostik, maka sampai saat sekarang pun peperangan rohani tersebut masih berlangsung antara mereka yang berpegang kepada Majority Text yaitu mereka yang memegang King James Version berperang dengan mereka yang berpegang kepada Alexandrian Manuscripts – Ancestor of Western Family Manuscripts.

Tulisan David Otis Fuller DD dalam bukunya “Which Bible” and “True and False” dikatakan :
QUOTE…
So the present controversy between the King James Bible in English and the modern versions is the same old contest fought out between the early church and rival sects; and later betwee the Waldenses and the Papistfrom the 4th to the 13th centuries; and later still between Reformers and the Jesuit in the 16th century…END OF QUOTE. 


Jika berbicara tentang manuskrip maka tidak akan lengkap jika kita tidak membahas Origen. Ia lahir di Alexandria tahun 185 dan meninggal tahun 254. Dari satu orang yang bernama Origen inilah maka Satan memakai strateginya untuk membuat counterfeit Bible.

Apa yang dilakukan Origen...?
Dalam hidupnya Origen berupaya menghubungkan ke-Kristen-an dengan ilmu pengetahuan dan filsafat pada masanya. Ia percaya bahwa filsafat Yunani merupakan persiapan untuk memahami Kitab Suci, dan secara analogi, yang kemudian dianut oleh tokoh yang juga salah yaitu Augustine, Eusebius, yang mengatakan bahwa pengetahuan orang kafir dapat digunakan oleh orang Kristen, seperti kisah orang Israel yang meminta seluruh harta bangsa Mesir ketika keluar dari Mesir. Dalam mempelajari filsafat Yunani, Origen telah mengambil banyak gagasan Plato yang sangat asing dengan ke-Kristen-an.

Dan dari Origen inilah lahir apa yang disebut sebagai Alexandrian Manuscripts. Dan dari karya-karya Origen inilah maka banyak lahir sekte-sekte sesat seperti aliran Arianisme, Saksi Jehovah, Gnostik dan sampai ke Vatikan.

Firman Tuhan mengatatakan :
2Co 2:17
For we are not as many, which corrupt the word of God: but as of sincerity, but as of God, in the sight of God speak we in Christ. 

Apakah Origen, Augustine, Eusebius telah mengkorup firman Tuhan...?
Dengan caranya mencampurkan firman Tuhan dengan filsafat-filasafat dunia, khususnya filsafat Yunani, maka itu adalah tindakan mengkorupsi firman Tuhan. Dan ada ganjaran bagi mereka yang mengkorupsi firman Tuhan.

Tujuan gerakan dari mengkorupsi firman Tuhan adalah sebenarnya untuk melemahkan firman Tuhan sehingga ke-Kristen-an dapat dicampur atau dikawinkan dengan budaya-budaya dunia, dengan tradisi-tradisi dunia. Ini menuju kepada gerakan oikumene atau penyatuan secara universal. Dalam bahasa Yunani adalah καθολικός’ / ‘katholikos’, artinya adalah “general” atau “universal” . Tidaklah heran jika kemudian banyak ritual-ritual pagan dan tradisi penyembahan berhala yang masuk ke gereja pada masa Dark Ages, yaitu pada masa Alkitab dilarang dibaca untuk umum dan hanya sekelompok elit tertentu yang boleh membaca Alkitab. Itupun memakai Alkitab yang berasal dari Alexandrian Manuscripts.

Tetapi puji Tuhan, sesuai Mazmur 12:6-7, bahwa Tuhan tetap menjaga keutuhan firman-Nya, dan sampai abad pertengahan ternyata mayoritas menuskrip yang ada adalah manuskrip yang berasal dari stream no 2 yaitu Manuscripts of Traditional Text.

Melihat hal ini kaum Jesuit pun tidak tinggal diam. Untuk meredam gerakan Reformasi maka dibuatlah Jesuit Bible yang dikenal sebagai Douay Version tahun 1582.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang Jesuit Cathecism yaitu :
Q : What if the Holy Scripture command one thing, and the Pope another contrary to it?
A : The Holy Scripture must be torn aside.

Q : 
What is the Pope?
A : He is the Vivar of Christ, King of kings, and Lord of lords and there is but one Judgement-Seat belonging to the God and the Pope 

Note :
Dikutip dari Roy Livese, 1998, Understanding the New Age, World Goverment and World Religion halaman 104.

Ratu Inggris Queen Elizabeth I melihat bahaya dari Jesuit Bible ini dan merencanakan untuk menerbitkan Kitab Suci untuk warganegaranya sendiri. Tindakan Queen Elizabeth I ini membuat marah Paus dan memerintahkan raja Philip Spanyol untuk menaklukkan Inggris bagi Vatikan agar tunduk kepada Vatikan. Tetapi rencana Queen Elizabeth I tetap berjalan untuk menerbitkan Alkitab. Dan mencampai puncaknya pada tahun 1611 ketika diterbitkan Authorized Version yaitu yang disebut oleh masyarakat umum sebagai King James Version.

Note :
Armada Spanyol saat itu berkekuatan 130 kapal perang dan Inggris hanya berkekuatan 30 kapal perang. Tetapi badai dahsyat menghancurkan armada Spanyol sehingga Spanyol kalah perang, Paus marah dan Tuhan melindungi orang yang setia kepada firman-Nya.

Ini hanyalah kisah lain dari sejarah yang benar-benar terjadi pada abad pertengahan untuk keluar dari masa Dark Ages Vatikan.

Utsman Ibnu Affan Dzunnurain

        Terbunuhnya khalifah kedua, Umar ibnul Khattab Ra menandakan permulaan jaman baru. Pada waktu itu kaum muslimin memang tidak bergeser dari panji-panji dan prinsip-prinsip mereka, tapi mereka didesak oleh adanya hubungan-hubungan baru, dan adat istiadat baru yang melanda mereka, juga oleh kesulitan-kesulitan sehingga memaksa mereka menaggalkan hasrat dan kehendaknya dalam pencaturan dunia.
        Untuk menghadapi dan mengatasi semua itu, takdir Allah telah memanggil Utsman ibnu Affan untuk memikul beban tanggung jawab yang mengerikan yaitu tanggung jawab memelihara dan mempertahankan jiwa kehidupan periode kenabian. Juga bertanggung jawab dalam menanggulangi pengaruh jaman kerajaan (emperium).

Awal Mula Utsman Masuk Islam
        Takdir Allah lah yang telah menentukan Utsman untuk menyertai rombongan pertama yang menerima hidayah dan agama Allah.
Utsman termasuk salah satu dari ke tujuh orang yang selalu mendampingi menyertai perjuangan Rasulullah Saw. Dia amat mengenal siapa dan bagaimana Muhammad ketika pertama menjadi nabi. Dia mengetahui dengan sebenar-benarnya ucapan Muhammad.
        Pada suatu hari ketika pulang dari perjalanan dagangnya ke Syam, dan ketika rombongan khalifahnya beristirahat di tempat teduh (antara Ma'an dan Azzaqa), Utsman dan kawan-kawannya tertidur.
Ketika sedang tidur, tiba-tiba ia bermimpi mendengar suara yang menyeru mereka agar bangun karena orang yang bernama "AHMAD" telah muncul di kota Makkah.
        Rupanya telah sampai berita gembira kepada Utsman tentang hadirnya seorang nabi Allah, nabi akhir jaman. Mendapat beruta itu, apakah Utsman bersifat pasif atau ragu?
Ternyata "tidak!" Sifatnya yang pemalu, kelapangan dadanya dan kemurahan jiwanya mendorongnya untuk bertemu dengan Muhammad Saw. Itulah awal keislamannya.

Sifatnya Yang Pemalu
        Setiap sahabat nabi Saw memiliki keistimewaan sifat, baik yang tampak dalam ucapannya maupun dalam amal perbuatannya. Oleh karena itu Rasulullah Saw mengemukakan titik kelebihan mereka agar dapat dijadikan contoh. Beliau bersabda:
                              "Orang yang paling kasih sayang antara umatku ialah Abubakar, dan paling teguh dalam memelihara ajaran Allah ialah Umar, dan yang paling bersifat pemalu ialah Utsman."
(HR. Ahmad, Ibnu Maajah, Alhakim, Attirmidzi)

        Sifat pemalu itulah yang mendorong Utsman Ra menjadi orang dermawan yang penuh welas asih, sehingga ketika Rasulullah Saw tengah mempersiapkan pasukan, "Al' usrah", seluruh biayanya ditanggung oleh Utsman seorang diri. Rasulullah Saw menyambutnya dengan ucapan:
                         "Tidak akan ada sesuatu yang dapat membahayakan Utsman dengan apa yang dia lakukan hari ini. Ya, Allah, ridhoilah Utsman, sesungguhnya aku ridho kepadanya." (HR. Attirmidzi)

Mushhaf Utsmani
         Suatu amal perbuatan yang mulia, langgeng sampai hari kiamat ialah apa yang dilakukan Utsman Ra.
Ayat-ayat ayang telah dikumpulkan dan tertulis dalam lembaran-lembaran yang ditulis di masa khalifah Abubakar dan tersimpan di rumah Hafshah sesudah wafatnya Umar Ra diambil oleh Utsman Ra. Kemudian untuk kepentingan itu, Utsman membentuk sebuah panitia yang diketahui oleh Zaid bin Tsabit, dengan Abdullah bin Zubair, Said bin Aash dan Abdurrahman bin Haarits bin Hisyam sebagai angota.
        Tugas panitia ini ialah membukukan Al Qur'an, yaitu dengan cara menyalin dari lembaran-lembaran sampai menjadi buku. Dalam melaksanakan tugas ini, Utsman Ra memberi nasihat agar mengambil pedoman kepada bacaan orang-orang yang hafal Al Qur'an. Jika ada perselisihan di antara mereka dalam bacaannya maka ayat-ayat tersebut harus ditulis menurut lahjah (dialek) suku Quraisy karena Al Qur'an di turunkan menurut dialek mereka.

        Setelah tugas tersebut selesai, Utsman mengembalikan lembaran-lembaran Al Qur'an itu kepada Hafshah. kemudian lembaran-lembaran itu dimusnahkan dengan dipendam di tanah antara kuburan Rasulullah Saw dengan mimbar.
        Al Qur'an yang telah di bukukan di beri nama "Al Mushhaf".
Yang sebuah ada di tangan khalifah Utsman (di Madinah) dan empat buah lagi lagi dikirim ke Makah, Syria, Basrah dan Kufah agar di tempat-tempat tersebut di salin. Adapun Mushhaf yang berada di tangan Umar dinamakan, "Mushhaf Al Imam". Dari Mushhaf yang ditulis di jaman Utsman itulah kaum muslimin di seluruh pelosok menyalin dan memperbanyak Al Qur'an.
        Allah Swt hendak menyelamatkan Al Qur'an dari segala upaya perubahan. Dia telah memelihara kemurnian dan kelangsungannya sampai hari kiamat.
        Allah Swt berfirman:
                                "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami (pulalah) yang memelihara."   (Al Hijr 9)
         Utsman Ra akan tetap selalu dikenang sebagai orang yang paling berjasa dalam bidang ini.


Kepribadian dan Perjalanan Hidupnya
         Utsman Ra adalah seorang yang bertakwa, selalu bersikap wara'. Tengah malam tak pernah ia sia-siakan. Ia manfaatkan waktu itu untuk mengaji Al Qur'an, dan  setiap tahun ia menunaikan ibadah haji. Bila sedang berzikir dari matanya mengalir air mata haru. Ia selalu bersegera dalam segala amal kebajikan dan kepentingan umat. Ia juga dermawan dan penuh welas asih. Ia telah melakukan hijrah sebanyak dua kali, pertama ke Habasyah, dan yang kedua ke Madinah.
Laknat dan kutukan Allah bagi siapa saja yang membenci Utsman Ra.


Utsman dan perluasan Da'wah Islamiah
        Di masa khalifah Utsman Ra perluasan wilayah islamiah mengalami jaman keemasan. Pada tahun ke-24 Hijriah, Utsman Ra mengirim pasukan tentara yang berada di bawah komando Alwalid bin Aqobah menuju Azerbaijan dan Armenia, karena kedua negeri itu telah membatalkan perjanjian yang dibuat dengan kaum muslimin pada masa khalifah Umar Ra.
        Penduduk Azerbaijan dan Armenia yakin mereka akan dapat dibabat oleh pasukan tentara Utsman. Oleh karena itu mereka kembali sepakat akan memenuhi perjanjian yang telah dibuat oleh Huzaifah ibnul Yaman sehingga tentara kaum muslimin kembali pulang tanpa melakukan suatu pertempuran apapun.
        Pada tahun 25 Hujriah peduduk Iskandariah membatalkan perjanjian karena mereka telah dijanjikan mendapat bantuan dari kerajaan Romawi. Tapi negeri ini segera tunduk dan kembali dikuasai dengan damai oleh kaum muslimin setelah pasukannya menyerbu negeri ini.

        Pada tahun 26 Hijriah panglima tentara muslimin yang terdiri dari 3.300 orang di bawah pimpinan Utsman bin Abil Aash dapat menguasai SABUR dengan damai. Lalu pada tahun 27 Hijriah, Utsman menugaskan Abdullah bin Sa'ad bin Abbi Abi Srah (gubernur Mesir menggantikan Amru ibnul Aash) untuk menyerbu Afrika. Tentara muslimin yang terdiri dari 20.000 orang (termasuk Abdullah bin Umar dan Abdullah ibnu Azzubair) berhadapan dengan kaum Barbar yang terdiri dari 120.000 orang. Mreka di bawah pimpinan rajanya sendiri, yang bernama Jarjir.
        Abdullah ibnu Azzubair berhadapan dengan Jarjir. Dalam peperangan itu, Jarjir dipengal kepalanya oleh Azzubair dan dibawa dengan ujung tombak dalam suatu pertempuran dahsyat di suatu tempat yang bernama Sabithalah (dekat Kairawan). Stelah itu mereka menuju Andalusia (Spanyol).
        
       Pada tahun 28 Hijriah tentara muslimin yang berada di bawah pimpinan Muawiyah binAbi Sufyan dapat menguasai pulau Siprus. Lalu pada tahun 29 Hijriah tentara muslimin yang berada di bawah pimpinan Abdullah bin Amir menguasai seluruh wilayah kerajaan Persi. Pada tahun 30 Hijriah tentara muslimin yang dipimpin Said ibnul Aash menguasai Tribistan, dan pada tahun 31 Hijriah terjadi peperangan Dzarish-Shawari yang terkenal dahsyat. Lalu pada tahun 32 Hijriah, Muawiyah bin Abi Sufyan menyerbu wilayah jajahan Romawi sampai ke Konstantinopel.
         Pada tahun yang sama tentara yang dipimpin Ibnu Aamir menguasai Marwarrauz, Thaliqon, Fariab, Juazjan dan Thakharstan.
Para ahli sejarah menganggap masa Utsman Ra sebagai jaman kemenangan kaum muslimin da jaman penaklukkan kekuatan-kekuatan Romawi, Persi dan Turki.



Fitnah Besar dan Terbunuhnya Utsman
         Pada akhir tahun 34 Hijriah daulah islam mulai dilanda fitnah. Yang menjadi sasarannya adalah Utsman Ra sampai mengakibatkan beliau terbunuh pada tahun berikutnya.
Fitnah yang keji datang dari Mesir berupa tuduhan-tuduhan palsu yang dibawa oleh orang-orang yang datang hendak umroh pada bulan Rajab.
        Ali bin Abi Thalib Ra mati-matian membela Utsman dan menyangkal tuduhan mereka. Ali juga menanyakan keluhan dan tuduhan mereka, tapi mereka menjawab, "Utsman membakar mushhaf-mushhaf, shalat penuh (tidak qashar) di Mekah, mengkhususkan sumber air untuk kepentingan dirinya sediri dan mengangkat penjabat dari kalangan muda. Ia juga mengutamakan segala fasilitas untuk Bani Umayyah (golongannya) melebihi orang lain."
        Pada hari Jumat Utsman berkhotbah dan mengangkat tangannya seraya berkata, "Ya, Allah aku beristighfar dan bertobat Kepada-Mu. Aku bertobat atas perbuatanku."
Sayyidina Ali Ra menjawab, "Mushhaf-mushhaf yang dibakar ialah yang mengandung perselisihan dan yang ada sekarang ini adalah yang disepakati bersama kesahan-nya. Adapun shalat penuh (qashar) yang dilakukannya di Mekah adalah karena dia berkeluarga di Mekah dan dia berniat tinggal di sana. Oleh karena itulah shalatnya tidak di qashar. Adapun sumber air yang dikhususkan itu adalah untuk ternak sodaqoh sampai mereka besar, bukan untuk ternak unta dan domba miliknya sendiri. Umar juga pernah melakukan ini sebelumnya. Adapun mengangkat penjabat dari yang berusia muda, hal ini dilakukan karena orang-orang tersebut memang sudah sepantasnya jika dilihat dari kemampuan dan sifat yang dimilikinya. Rasulullah Saw pernah mengangkat Attab bin Usaid, yang berusia dua puluh tahun sebagai wali Mekah. Rasulullah Saw pun mengangkat Usamah bin Zaid bin Harithah yang masih berusia dua puluh tahun menjadi panglima perang, dan banyak juga orang yang mengkritik kepemimpinannya. Adapun dia mengutamakan kaumnya, bani Umayyah, karena Rasulullah Saw sendiri mendahulukan Quraisy daripada bani lainnya. Demi Allah kalau kunci surga di tangan ku, aku akan memasukkan bani Umayyah ke surga.'

         Kemudian Ali Ra menanyakan kepada Utsman agar ia berbicara di hadapan rakyat untuk meminta maaf atas perbuatannya dalam mengutamakan kedudukan bagi keluarganya dengan mengemukakan alasan-alasan.
         Utsman menangis tersedu-sedu sehingga seluruh yang hadirpun ikut menangis. Sesudah itu rakyat sangat bersimpati kepada imam mereka, Utsman Ra. Utsman berjanji akan memperbaiki kesalahan-kesalahannya yang lalu. Setelah itu dia turun dari mimbar dan memimpin shalat, lalu dia pulang.
         Rakyat pulang dengan rasa puas, tapi peniup-peniup api fitnah terus melangsungkan rencana jahatnya. Di antara mereka ada yang menyebarkan tulisan dengan tanda tangan palsu dari para sahabat terkemuka yang menjelek-jelekkan Utsman. Mereka juga menuntut Utsman agar di bunuh.
         Utsman masih tetap mengimami sahalat, dan ketika sedang berkotbah jumat dia di paksa turun dari atas mimbar. Lalu ia dianiaya sampai beberapa tulangnya patah dan kepalanya retak, maka ia segera diangkut ke rumahnya.
         Keadaan semakin parah dan Utsman di kepung di rumahnya lebih dari sebulan. Dia hanya bisa terdiam diri di rumah dan tidak pergi ke masjid.
Pada suatu hari para pembangkang dan pendurhaka menyerbu rumahnya lalu membunuhnya. Mereka tidak menaruh sedikitpun belas kasihan kepada Utsman yang telah berjuang dalam islam dan menginfakkan hartanya untuk peperangan, dan masih banyak lagi amalnya.

         Ibnu Abidunia menyampaikan kisah dari Abdullah bin salaam, "Aku pergi ke rumah Utsman ketika dia sedang di kepung di rumahnya dan aku bertemu dengan dia. Lalu dia berkata, "Selamat datang saudaraku, aku bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw di suatu lorong yang sempit ini dan beliau berkata:
"Ya Utsman mereka mengepung kamu?"
Aku menjawab, "Ya"
Nabi bertanya lagi, "Dan mereka membuat kamu haus?"
Aku menjawab,"Ya"
Kemudian Nabi Saw memberiku ember berisi air dan aku minum sampai puas dan aku rasakan dinginnya air pada dada dan pundakku, lalu beliau berkata, "Kalau kamu menghendaki, kamu dimenangkan dan kalau kamu menghendaki berbuka puasa di tempat kami."
        Ketika itu Utsman Ra dalam keadaan berpuasa. Utsman Ra berkata, "aku memilih berbuka puasa di tempat Nabi Saw."
Tepat pada sore hari itu Utsman di bunuh. Ia dimakamkan di semak-semak bukit sebelah timur perkuburan Albaqii.
        Ia dikubur hari Jumat 35 Hijriah, tanggal 17 Dzulhijjah dalam usia 80 atau 82 tahun.
Utsman Ra memangku jabatan khalifah selama 11 tahun 11 bulan dan 14 hari. Ia meniggalkan anak-anaknya yang berjumlah 16 orang, 9 laki-laki dan 7 perempuan.
Rahmat Allah bagimu, hai Utsman dan laknat Allah bagi para pembunuhnya dan bagi penyulut fitnah.

Benarkah Alkitab Dipalsukan...?

Ada satu pertanyaan yang perlu dijawab yaitu: "Mengapa saya harus percaya kepada Al-Masih yang mati dikayu salib sedangkan Al-Qur'an berkata bahwa Allah telah mengangkat-Nya".


Memang benar, apa yang dikatakan Al-Qur'an yang berkata bahwa Allah telah mengangkat Dia, tetapi itu terjadi setelah Dia wafat, karena Al-Qur'an berkata, "Hai, Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu (Inni mutawaffika) dan mengangkat kamu kepadaKU dan membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu diatas orang-orang kafir hingga hari kiamat". (Ali Imran 55).
Walaupun ayat-ayat ini cukup jelas, para cendikiawan Islam mempunyai pendapat berbeda dalam menafsirkan maksud ayat tersebut. Satu golongan berkata bahwa "al-wafat" (ayat) disini bukan berarti "mati", dan ada golongan lain berkata arti kata itu mati dan masih ada berbagai penafsiran yang masing-masing golongan memakai sebagai pendukungnya.

Golongan pertama menjelaskan sebagai berikut:
  1. Tidur: "Dari Al-Muthana yang diceritakan oleh Ishaq yang diperoleh dari Abdullah bin Jafar dan dia memperoleh dari ayahnya yang diperoleh dari Rabia bahwa "Inni mutawaffka" berarti "wafat sedang tidur". Dan Allah membangunkan dia dari tidurnya" (H. At-Tabari 7133).
  2. Meninggalkan dunia ini: Dikutip dari Ali bin Sahil, dari Dhmiri anak Rabia, anak Shudab dari Matar Al-Waraq ketika ia berkata, "Mengambilnya dari dunia ini dan bukan lewat kematian". (H. At-Tabari 7134).
  3. Memiliki seorang atau sesuatu: Dari Yunis yang berkata,: "Kami diceritakan oleh Ibnu Wahab yang mengutip dari Ibnu Zaid bahwa Inni mutawaffika berarti Qabidhak atau saya memiliki anda" (H. At-Tabari 7139).
Dan golongan kedua mengakui bahwa al-wafat disini berarti wafat (mati) dan mereka mempunyai alasan-alasan sebagai berikut:
  1. Dari Al-Muthana, dari Abdullah bin Saleh dari Ali dan dari Ibnu Abbas yang berkata: Innimutawaffika berarti "Aku memanggil kamu supaya wafat" (H. At-Tabari 7142).
  2. Ibnu Haid berkata bahwa Selma menceritakan dari Ibnu Ishaq yang diterima dari Wahab Ibnu Munabi Al-Timani yang berkata: "Allah membiarkan Isa bin Mariam (Yesus, anak dari Maria) mati selama tiga jam dan kemudian membangkitkannya" (H. At-Tabari 7142).
  3. Ibnu Hamid berkata: "Kami diceritakan oleh Selma, dikutip dari Ibnu Ishaq bahwa orang-orang Kristen mengatakan bahwa Allah memanggil dia selama 7 jam kemudian Allah membangkitkan dia lagi." (H. At-Tabari 7143).
Golongan ketiga berkata bahwa "al-wafat" disini berarti "menunda atau menangguhkan". Golongan ini bergantung kepada beberapa perkataan yang diturunkan dari Muhammad yang berkata bahwa Isa anak Maryam akan datang kembali dan membantai orang-orang anti Al-Masih, kemudian tinggal di Dunia untuk beberapa saat (para pembawa cerita berbeda pendapat tentang lama waktunya) dan kemudian dia akan mati dan orang-orang Muslim akan menyembahyangi dia dan menguburkannya (H. At-Tabari 204/3).

Karena adanya perbedaan pandangan di antara teolog Muslim dan perbedaan dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an tentang hari-hari terakhirnya Al-Masih maka seorang penyelidik yang sungguh-sungguh hanya bisa mengambil jalan mencari ayat-ayat Injil karena Injil tidak ada pertentangan tentang kematian Al-Masih, kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya ke Surga.

Sebenarnya, ada ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang dapat dengan pasti menjawab pertanyaan tentang kematian Al-Masih walaupun demikian ada beberapa penafsiran tetap berpegang pada penafsiran harafiah dari ayat: "Mereka tidak membunuh dia dan juga tidak menyalibkan dia "(An-Nissa 157). Yang pertama dari ayat-ayat Al-Qur'an ini dimana Allah berfirman: Hai putra Maryam adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah? Isa menjawab: Maha suci Engkau..... Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku.....maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka". (Al-Maaidah 116-117).

Ada gagasan yang tersebar di antara orang muslim yang mengatakan bahwa Al-Qur'an telah membatalkan agama Tuhan sebelumnya yang terdapat di dalam Taurat dan Injil. Banyak yang memegang secara fanatik pendapat ini dan melawan kita dengan kesimpulan-kesimpulan yang menakjubkan.

Mereka mengatakan bahwa semua nabi pada zaman Musa dan yang kemudian setelah dia berjalan dalam Hukum Musa dan mengikuti ajaran yang dibawa, setiap nabi pada zaman Al-Masih dan sesudahnya mengikuti ajaran yang dibawa oleh Al-Masih sampai masa Muhammad; dan Hukum dari Muhammad tidak pernah akan dibatalkan lagi sampai hari Penghakiman. Kita dapat membaca bahwa beberapa cendikiawan Islam sudah memutuskan bahwa Muhammad adalah nabi untuk zaman ini dan bahwa agamanya telah menghapuskan agama-agama nabi terdahulu. Untuk menanggapi pernyataan yang demikian, kita perlu memberitahukan bahwa pernyataan semacam itu sama sekali tidak berdasarkan kebenaran, karena Al-Qur'an sendiri tidak pernah mengatakan sama sekali tidak berlaku dan gagal dalam segala aspeknya; itu hanya sebuah pendapat belaka, karena hal itu hanya memutar-balikkan ajaran Al-Qur'an, membingungkan dan membuat suatu pernyataan yang tidak pernah Al-Qur'an katakan.

Dalam kenyataan, pernyataan ini tidak dapat bertahan terhadap ujian kebenarannya sebagai berikut:
  1. Pembatalan berarti "membuat tidak berlaku" dan "menggeser pengaruh" dan ini tidak dapat diberlakukan terhadap isi Taurat dan Injil karena kebenarannya sampai sekarang masih berlaku dan mengikat ratusan juta jiwa manusia di seluruh dunia. Kita hidup menurut kuasa ini. Penguasa-penguasa yang terbesar di dunia ini, yang memiliki keahlian dan kemajuan di dalam bidang ilmu dan penemuan, mengikuti pandangan Taurat dan Injil. Tidak ada seorangpun dapat membantah bahwasanya kebanyakan bangsa berhutang budi, karena peradaban yang sekarang dicapai di dalam negaranya adalah karena penyebaran Taurat dan Injil di antara penduduknya.
  2. Seandainya Al-Qur'an datang untuk membatalkan Taurat dan Injil dan membuat kewibawaannya tidak berlaku, maka Al-Qur'an tidak dengan tegas-tegas memerintahkan manusia untuk tetap berpegang kepada keputusan-keputusan dan mengikuti doktrin-doktrin yang ada sebelumnya dan Al-Qur'an tidak akan berkata "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat dan Injil "(Al-Maaidah 68).

    Sebaliknya bunyi ayat tersebut mesti begini "Hai Ahli Alkitab kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hinga kamu menegakkan ajaran-ajaran Al-Qur'an dari pada Taurat dan Injil yang sudah dibatalkan itu". Selanjutnya, andaikata Al-Qur'an diturunkan untuk membatalkan Injil, maka tidak tepat ayat yang berikutnya berkata "Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik" (Al-Maaidah 47). Lagi pula andaikata Allah menghendaki tidak berlakunya Taurat dan Injil dengan menurunkan Al-Qur'an, maka tentunya Allah tidak mengijinkan Al-Qur'an berkata kepada Muhammad "Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang di dalamnya (ada) hukum Allah..." (Al-Maaidah 43). Andaikata Allah telah mengirimkan Muhammad untuk membatalkan agama Musa dan Al-Masih, inipun tidak sesuai dengan Al-Qur'an yang berkata "Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu" (Yunus 94).
  3. Andaikata Al-Qur'an membatalkan Taurat dan Injil dan mengambil alih kedudukannya, maka seharusnya isi Al-Qur'an itu berisi semua perintah-perintah, keputusan-keputusan dan jalan keselamatan dari Taurat dan Injil atau seharusnya paling tidak berisi ajaran-ajaran yang lebih baik yang lebih mengangkat martabat dan kehidupan manusia. Tetapi terbuktinya tidak ada penggantian di antara seluruh umat manusia dalam segala masa yang berisi seperti di dalam kitab-kitab itu dan Al-Qur'an sendiri menyaksikan kenyataan ini ketika ia berkata "Dan kami tidak mengutus sebelum kamu kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui" (An-Nahl 43). Al-Jallalain menguraikan bahwasanya, "Orang yang mempunyai pengetahuan" itu adalah ahli-ahli Taurat dan Injil. Kalau ada yang tidak mengerti sesuatu, mereka pasti akan mengetahuinya (Al-Jallalain hal. 357).
Al-Qur'an yang menyatakan sebagai berikut:

"Dan sesungguhnya wahyu ini benar-benar diturunkan oleh Allah, diturunkan oleh roh suci ke dalam hatimu agar kamu menjadi salah seorang dari antara orang-orang yang memberi peringatan dengan bahasa Arab yang jelas dan sesungguhnya ayat-ayat itu benar-benar dalam kitab-kitab orang yang terdahulu" (Asy-Syu'araa 192-196).
Ini berarti bahwa di dalam Taurat dan Injil ada semuanya yang ada dalam Al-Qur'an tentang ajaran-ajarannya, keputusan-keputusan dan ajaran-ajaran rohani sehingga Al-Qur'an tidak dapat membatalkan Taurat dan Injil karena Taurat dan Injil adalah hukum Allah.

Mungkin pendapat tentang pembatalan ini dipengaruhi oleh situasi pada waktu itu, di mana manusia banyak dipengaruhi oleh kritik ahli-ahli teolog liberalisme/modern yang muncul oleh orang-orang atheis (fasik) di Eropa yang mengatakan bahwa penciptaan bumi dan Adam dalam Taurat itu bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

Tetapi bagaimanakah orang-orang Muslim dapat melupakan bahwa kritik-kritik ini juga telah mengkritik peristiwa yang sama yang terdapat dalam Al-Qur'an, misalnya, "Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian ia bersemayam di atasnya untuk mengatur segala urusanNya (Yunus 3). Dan Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar dan Ia menciptakan jin dari nyala api" (AR Rachmat 14-15).

Ahli-ahli teolog liberalisme/modern telah mengatakan bahwa Injil tidak menuliskan kabar tentang Al-Masih secara tepat dan bahwasanya Markus dan Lukas bukanlah murid Al-Masih maka mereka tidak melihat Dia dan tidak dapat menuliskan apa yang dikatakan oleh Al-Masih. Mereka juga mengatakan bahwa Yohanes telah menulis Injilnya lima puluh tahun setelah Al-Masih naik ke Surga. Kami tidak dapat menerima karena bagaimana mungkin dia dapat menghafal dan mengingat semua apa yang dikatakan dan dilakukan Al-Masih serta menuliskannya semua secara rinci perkataan dan perbuatan Al-Masih pada waktu itu.

Menanggapi dalil-dalil seperti itu, kita akan bertanya, "Seandainya Injil tidak menceritakan Al-Masih dengan tepat dan penulisan Injil menurut Markus dan Lukas tidak ditulis oleh orang-orang ini, dan bahwa Yohanes tidak dapat mengingat semua apa yang dikatakan dan dilakukan Al-Masih secara rinci, lalu Injil apa yang diteguhkan Al-Qur'an?" Ada satu hal lain yang perlu kita sebutkan, bahwasanya di dalam Al-Qur'an ada beberapa penulisan tentang penciptaan bumi dan manusia. Kalau begitu kita akan bertanya "Apakah waktu antara penciptaan dan turunnya Al-Qur'an lebih pendek dari pada waktunya kenaikan Al-Masih ke surga dan ketika Yohanes menulis Injilnya yang telah diilhami oleh Allah sendiri?"

Dalam kenyataannya, pembatalan itu sebenarnya tidak dapat ditujukan kepada Taurat dan Injil, tetapi justru dikenakan kepada beberapa ayat-ayat dalam Al-Qur'an sendiri. Para cendikiawan Islam tidak membantah hal ini. Ketika seseorang terkenal yang bernama Al-Souyouti berkata "Pembatalan itu hanya sesuatu yang Allah lakukan berkenan dengan bangsa ini!" Dalam kenyataannya, pembatalan di dalam Al-Qur'an disebutkan sampai dua kali.
  1. "Adapun tiap-tiap ayat yang kami batalkan atau buang kami membawa yang lebih baik. Ketahuilah Allah itu Mahakuasa atas segala sesuatu" (Al-Baqarah 106).

    At-Tabari menafsirkan ayat ini sebagai berikut: "Apabila kami membatalkan suatu ayat, merubah kekuatannya serta penerapannya, maka kami akan membawa ayat yang lebih baik dari sebelumnya" (H. At-Tabari1/280).

    Al-Jallalain menguraikan, "Apabila kami membatalkan atau membuat kamu lupa atau meniadakan sekian ayat kami, maka kami akan membawa sesuatu yang lebih baik".
  2. "Dan kami tidak mengutus sebelum kamu seseorang rasulpun dan tidak pula seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimaksudkan oleh setan itu dan Allah menguatkan ayat-ayatnya" (Al-Hajj 52).

    Al-Jallalain menafsirkan ayat ini sebagai berikut: "Nabi membaca Surat An-Naam di Mekka dan ketika ia sampai pada ayat ke 26 yang berbunyi, 'Dan beberapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhoiNya', Setan meletakkannya dilidahnya tanpa sepengetahuan dia, ia berkata, 'Polytheis berkata, "dia tidak menyebutkan dewa-dewa yang disenanginya sebelumnya dan mereka sembahyang dan sembahyang", jadi ayat selanjutnya turun, "Dan kami tidak mengutus sebelum kamu seseorang rasulpun dan tidak pula seorang nabi, dan seterusnya" (H. Al-Jallalain 447). Ibnu Hatim mengutip Ibnu Abbas yang berkata, "Mungkin ilham yang datang kepada nabi pada waktu malam dan ia lupa pada keesokan harinya dan Surat itu turun dengan kalimat, "Kami tidak membatalkan atau meniadakan sebuah ayat tanpa membawa sesuatu yang lebih baik". Jadi kita bisa melihat dari semua komentar-komentar dan penafsiran-penafsiran ini, bahwa pendapat tentang pembatalan Zabur menggantikan Taurat, Injil menggantikan Zabur dan Al-Qur'an menggantikan Injil, tidak benar dan tidak berdasar.
Haji Rahmat Allah Al-Hindi dalam bukunya "Idhhar Al-Haqq" berkata, "Pendapat yang mengatakan bahwa Taurat telah dibatalkan oleh Zabur dan Zabur telah dibatalkan oleh Injil dan Injil oleh Al-Qur'an tidak mempunyai dasar apapun baik dalam Al-Qur'an maupun dalam Hadis". Cendikiawan Islam ini telah berbicara menurut kebenaran yang ada. Al-Qur'an menentang pernyataan-pernyataan yang tidak terbukti itu dan menyangkal semua pendapat orang-orang yang percaya akan pembatalan tersebut sebagaimana dikatakannya: "Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang diwasiatkannya kepada Nuh dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu, tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya" (Asy-Syuura 13).

Pandangan Al-Qur'an terhadap agama sebelumnya yaitu sangat menggelikan untuk berkata bahwa Al-Qur'an telah membatalkan Alkitab atau bahwa Islam telah membatalkan agama Allah yang datang sebelumnya yang ada di dalam Taurat dan Injil. Tidak bisa dimengerti mengapa dan bagaimana seorang Muslim membiarkan dirinya terikat oleh pandangan ini, sedangkan tujuan utama Al-Qur'an adalah untuk membimbing dia kepada ajaran dan hukum manusia yang tertulis dalam kitab karena Al-Qur'an berkata "Allah hendak menerangkan hukum syariatNya kepadamu dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan menerima taubatmu. Dan Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui". (An-Nissa 26).

Kita juga dapat membaca pernyataan Surat Al-Baqarah, "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismael, Ishaq, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya ". (Al-Baqarah 136).

Menurut ayat ini setiap orang Islam diminta untuk percaya kepada nabi yang datang sebelum Al-Qur'an. Prinsip hukum nabi ini menyatakan pendapat tentang pembatalan seluruhnya bertentangan dengan ajaran Al-Qur'an yang menekankan fakta dengan berkata, "Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka".

At-Tabari dalam penafsiran terhadap ayat ini berkata "Apa yang telah diberikan kepada Musa dan para nabi (Taurat yang dibawa Musa dan Injil yang dibawa Al-Masih dan semua kitab-kitab yang dibawa para nabi yang telah kami teguhkan dan kami tegakkan) semuanya itu adalah pembimbing yang benar dan kebenaran dan cahaya dari Allah. Semua yang disebut para nabi tentang Allah adalah kebenaran dan petunjuk yang benar dan mereka itu sesuai dan tetap di dalam diri sendiri, semuanya mengikuti sistem panggilan untuk percaya kepada Allah yang Esa dan mentaatiNya". (H. At-Tabari 3109).

Bagaimana mungkin Al-Qur'an membatalkan Injil, justru dia berkata untuk membenarkannya...?
Al-Qur'an berkata "Apabila kitab dari Allah datang untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya". Ini merupakan kesaksian yang jelas yang mengakui bahwa tidak membolehkan ada penafsiran, perubahan atau pun penyisipan lain, karena pengesahan ini tidaklah cocok dengan membatalkan yang membuatnya tidak berlaku. Dengan kata lain, adalah mustahil untuk sebuah buku lain yang datang untuk mengesahkannya. Dalam Surat Al-Imran ditulis demikian, "Dia menurunkan Alkitab kepadamu dengan sebenarnya membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum Al-Qur'an menjadi petunjuk bagi manusia" (Al-Imran 3).

Kita membaca dalam penafsiran dari Al-Jallalain bahwa "Sebelum turunnya Al-Qur'an, Taurat dan Injil diturunkan untuk membimbing manusia dari kesalahan" (Al-Jallalain 66). Sebagai yang dikatakan Al-Tabari, "Al-Qur'an datang untuk membenarkan kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya, yang diturunkan Allah melalui mulut para nabi dan rasulnya dan membenarkan apa yang dibawa oleh para rasul Allah karena mereka mempunyai jabatan yang sama".

Jadi, tidak ada pertentangan, Dia menurunkan Taurat kepada Musa dan Injil kepada Isa sebelumnya sebagai pembimbing manusia, dan bimbingan Allah yang sangat jelas ini tentunya tidak ada pertentangan". (H. At-Tabari 6/160-1).

Kita mau mengatakan bahwa bimbingan Allah tidak dihapuskan dan kitab-kitabnya yang diilhami Allah sebagai bimbingan tetap dianggap berlaku, karena dunia masih membutuhkannya untuk membawa manusia keluar dari kegelapan kepada terang kebenaran.
Tidak!, tidak ada satu ayatpun dalam Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa dia membatalkan Alkitab suci itu atau ajaran-ajarannya. Sebaliknya, kita bisa melihat bahwa Al-Qur'an justru menganjurkan pengikut Taurat dan Injil untuk mengikuti hukum-hukum rohani dari Alkitab dengan sungguh-sungguh. Ahli-ahli penafsir yang terkemuka seperti AL-Zamak-shari, Al-Baidawi dan Al-Jallalain telah sepakat bahwa Al-Qur'an datang tidak untuk membatalkan kitab-kitab sebelumnya.

Seorang Muslim menyatakan secara singkat bahwa Al-Qur'an adalah penyempurnaan dari semua nubuatan dan Muhammad adalah penutup para nabi atau mahkota para nabi dan karena alasan inilah Al-Qur'an membatalkan Taurat dan Injil dan membatalkan semua agama yang datang sebelumnya. Mungkin anak muda ini, seperti anak muda lainnya telah dipengaruhi oleh orang-orang yang berprasangka buruk dengan tujuan untuk menjauhkan manusia membaca Taurat dan Injil dan menikmati berkat dari padanya. Jadi, manusia akan diterangi oleh apa yang ada di dalamnya dan ajaran-ajaran rohani yang membawa manusia lebih dekat kepada Tuhan, sambil mencoba mencapai tujuannya sendiri dengan tidak mengakui ayat-ayat Al-Qur'an yang menunjukkan bawa Alkitab adalah kitab dari segala kitab dan sebuah tanda kasih bagi umat manusia seperti ditulis dalam QS  Al-Ahqaaf 12 "Dan sebelum Al-Qur'an itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat". Itulah yang memisahkan orang percaya yang sungguh-sungguh memperhatikan keputusan-keputusannya seperti ditulis dalam Al-Baqarah 89-90. Lebih jauh, Al-Qur'an menunjuk bahwa Alkitab adalah alat untuk menjauhkan orang dari keragu-raguan seperti ditulis dalam QS Yunus 94. Ada banyak lagi ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa Al-Qur'an membenarkan Alkitab dan menjaga serta mendukungnya. Karena itu, adalah sangat aneh dan mengacaukan untuk mengatakan bahwa Al-Qur'an telah membatalkan dan membuat tidak berlakunya apa yang ada di dalam Taurat dan Injil, yaitu suatu ajaran yang telah diterima oleh manusia di seluruh dunia.

Siapa yang membaca Alkitab dengan cermat akan menemukan bahwa semua ajaran ini semuanya cocok satu dengan yang lain dan semua ajaran menuju kepada satu arah, yaitu mengumumkan tujuan Allah terhadap manusia. Jadi, sangat jelas di dalam ayat-ayatnya tidak ada pembatalan atau yang dibatalkan, karena kita menemukan dalam Perjanjian Lama bagaimana Allah menciptakan langit dan bumi dan menciptakan manusia dan bagaimana dosa masuk ke dalam dunia. Setelah itu, kita membaca bagaimana janji kudus yaitu seorang Juruselamat yang datang dari benih perempuan dan akan datang untuk menggenapinya. Sambil menanti peristiwa itu Tuhan Allah mengadakan perjanjian dengan Abraham, di mana ia menjanjikan bahwa Juruselamat akan datang dari keturunannya. Dia kemudian memperbaharui janjinya kepada Ishak dan Yakub. Kemudian kita membaca bagaimana Juruselamat ilahi mengisi penglihatan dari pada para nabi dan menjadikan ini pokok dari pemberitaan mereka dari tahun ke tahun. Ketika Musa muncul, Taurat diberikan kepadanya dan di dalamnya ada janji-janji yang berharga dan mendasar dan dengan demikian penglihatan para nabi menjadi lebih jelas. Mereka yang menyusul Musa berbicara bagaimana Juruselamat itu akan datang dalam nama Tuhan.

Selanjutnya, buku-buku yang mereka tulis itu cocok dengan apa yang ditulis Musa. Beberapa dari mereka memberi gambaran yang jelas, Juruselamat yang ilahi yang akan datang itu di dalam nama Tuhan.

Mereka juga melukiskan di dalam nubuatan-nubuatan mereka mujizat-mujizat yang akan menyertai ajaran-ajarannya dan kematiannya yang menyelamatkan itu. Mereka membuat tulisan mereka begitu jelas sampai mereka menyebutkan tempat kelahiran sang Juruselamat dengan tepat. Injil sendiri memberitakan setiap peristiwa mengenai kehidupan Juruselamat, ajaran-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya ke surga sebagai penggenapan dari setiap nubuatan para nabi yang ada dalam Taurat dan Zabur.

Barangsiapa membaca Taurat Musa dan merenungkan lambang-lambangnya dan pengorbanan-pengorbanannya akan menjadi sadar akan tujuan Allah sehubungan dengan pernyataan anugerahnya. Mereka akan mencondongkan kepada Dia dan ingin menyembah Dia. Keinginan hatinya akan ditarik kepada kedatangan Juruselamat dan di dalam Dia mereka akan menemukan jawaban dari pengharapan dan cita-cita mereka. Rasul Paulus menunjukkan kepada aspirasi umat Allah dalam Perjanjian Lama yang Paulus katakan bahwa mereka telah mati dalam pengharapan keselamatan. Ia berkata, "Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya" (Ibrani 11:13).

Di dalam buku-buku para nabi dan nubuatan-nubuatan Mazmur, dinyatakan dengan jelas, bahwa beberapa hamba Tuhan mengajar bahwa Allah pada mulanya telah memisahkan segolongan orang kepadanya dan melatih mereka secara teratur dan Allah memikul tegar hati mereka dan perbuatan-perbuatan jahat mereka. Dia memerintahkan mereka untuk mengawasi beberapa upacara dan ajaran sembahyang dengan pandangan untuk meletakkan pemisahan antara orang Yahudi dan orang kafir sehingga pada suatu saat Juruselamat yang dijanjikan datang dengan berkat bagi seluruh umat manusia. Tetapi upacara-upacara ini, walaupun ditegakkan oleh perintah yang kudus, tidak membawa keuntungan sama sekali kecuali mereka disertai dengan kehidupan kudus dan pengabdian. Kebenaran ini dinyatakan kepada nabi Mikha ketika ia sedang berdiri terkejut dan mempertanyakan apakah Allah puas dengan lebih banyak pengorbanan dan persembahan bakaran karena Allah berkata kepadanya, "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 6:8). Dengan kata lain, semua upacara dan ritual Musa seperti pengorbanan dan persembahan bakaran, pendupaan, penyucian merupakan lambang kepada kenyataan-kenyataan dan kenyataan-kenyataan ini telah dipenuhi secara penuh dalam Perjanjian Baru di mana Al-Masih datang sebagai perantara bagi semua yang percaya kepadaNya, apapun bangsa, suku bangsa, bahasa dan warna kulit seperti dikatakan oleh nabi,"Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunungKu yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN seperti air laut yang menutupi dasarnya". (Yesaya 11:9).

Jadi, Perjanjian Baru tidak membatalkan Perjanjian Lama, tetapi menjelaskan dan menggenapinya. Ia menggambarkan bentuk rohani dari Perjanjian Lama yang cocok dengan manusia dari segala abad dan segala tempat.

Saya ingin menjelaskan kepada semua orang bahwa Hukum dalam Taurat ada dua macam: hukum dari upacara-upacara yang diberikan untuk sementara kepada orang-orang di Perjanjian Lama untuk memisahkan mereka dari bangsa kafir, dan yang lebih tinggi dari itu adalah hukum moral yang melindungi mereka dari penurunan ke dalam praktek-praktek yang hina sekali oleh orang kafir ketika mereka menanti Juruselamat yang akan datang dalam anugerah dan kebenaran.

Firman Tuhan menunjukkan kepada pernyataan ini, "Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus..... itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka, karena semuanya itu, disamping makanan minuman dan berbagai macam persembahan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan". (Ibrani 9:1-10).

Nabi Yesaya mengumumkan bahwa pengorbanan dan persembahan yang bersifat lahiriah menunjukkan kepada Anak Domba Allah yaitu Al-Masih Penebus yang merupakan penggenapan Hukum. Bandingkan Yesaya 53 dan 55 dan Wahyu 3, 18.

Karena semua pengorbanan dan persembahan hanya merupakan lambang menuju ke " Pengorbanan Besar" dan karena Al-Masih telah menjadi korban untuk menghapus dosa seluruh dunia dan Al-Masih adalah korban yang sempurna dan lengkap, karena itu orang Kristen tidak perlu lagi memberikan korban apa-apa untuk menghapus dosa-dosanya.

Yang mengherankan adalah orang Yahudi dipaksakan menghentikan upacara pengorbanan tahunan mereka, karena hukum memerintahkan mereka untuk membuat korban itu di Bait Allah di Yerusalem dan Bait Allah telah dihancurkan. Tidak ada jalan untuk menghidupkan kemuliannya kembali karena bait perjanjian dan segala isinya telah lenyap.

Sedangkan hukum moral itu kekal dan perlu diperhatikan pada setiap tempat dan waktu karena perintah-perintahnya adalah suatu norma yang kudus yang menentukan hubungan antara Allah dan manusia. Setiap pelanggaran terhadap perintah-perintah ini adalah melawan Allah. Perintah-perintah ini tidak dibatalkan oleh Injil Al-Masih. Bahan mereka diperluas dan ditafsirkan dan diberi kekuatan dan mereka mewujudkannya oleh pekerjaan dari penebusan Al-Masih yang diselesaikan di kayu salib.

Kesimpulan dari masalah ini ialah ajaran-ajaran Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru itu tetap dan tidak menyerahkan diri kepada sesuatu pembatalan apapun karena Alkitab mewakili kehendak Allah bagi manusia, kehendak Dia yang baik dan sempurna dan mendasar.

Penekanan-penekanan ini bagi kita bahwasanya jalan keselamatan Allah adalah sama pada setiap saat dan tempat dan bangsa, dan semua yang tidak percaya dalam Al-Masih akan dihukum, hari Al-Masih yang Abraham nantikan dan ia bersuka cita ketika melihat Dia.