Senin, 06 April 2015

Sejarah Penulisan Alkitab -- menurut yongky wenas

Kita semua mengetahui bahwa teks asli atau Autograph dari Alkitab yang ditulis oleh penulis asli telah hancur karena umur. Yang ada sekarang ini adalah salinan-salinan yang disebut sebagai Manuscript. Manuskrip-manuskrip inipun tidak tahan oleh umur, karena itu disalin ulang oleh para penyalin sampai sekarang ini terdapat ribuan manuskrip Alkitab. Secara garis besar family tree of the Bible dapat kita jabarkan menjadi 3, yaitu :

Alexandrian Manuscripts (Text on abbreviation of original text) 
Manuscripts of Traditional Text (Almost identical with original in text).

Ancestor of Western Family Manuscripts (Text an expansion of original text) 

Alexandrian Manuscripts (Text on abbreviation of original text) 
Alexandrian Manuscripts terdiri dari manuskrip-manuskrip :
  • Papyrus 75 tahun 200 AD.
  • Papyrus 66 dengan Mixed Text, juga pada tahun 200 AD.
  • Codex B pada abad ke 4 sesudah masehi.
  • Codex Aleph abad ke 4 sesudah masehi.
Dari Alexandrian Manuscripts ini lahirlah berbagai macam Alkitab seperti :
  • Revised Version tahun 1881.
  • American Standard Version tahun 1901
  • Revised Standard Version tahun 1946
  • New English Bible tahun 1961
  • New International Version tahun 1978.
Manuscripts of Traditional Text (Almost identical with original in text) 
Manuscripts of Traditional Text terdiri dari manuskrip-manuskrip :
  • Peshitta Syriac abad ke 2 sesudah masehi.
  • Gothic Version abad ke 4 sesudah masehi.
  • Codex W antara abad ke 4 dan abad ke 5 sesudah masehi.
  • Codex A pada abad ke 5 sesudah masehi.
  • The Vast Majority of Extant Text atau sering disebut Majority Text.
Dari Manuscripts of Traditional Text ini sendiri total ada sekitar 1900 manuskrip dan dari stream ini lahirlah Alkitab Authorized Version atau sering disebut sebagai King James Version 1611.

 
Ancestor of Western Family Manuscripts (Text an expansion of original text)

Ancestor of Western Family Manuscripts terdiri dari manuskrip-manuskrip : 
  • Old Latin Version pada abad ke 2 sesudah masehi.
  • Latin Vulgate pada abad ke 4 sesudah masehi yang diklaim Paus sebagai infallible.
  • Codex D pada abad ke 6 sesudah masehi.
  • Codex D2 pada abad ke 6 sesudah masehi.
  • Codex E2 pada abad ke 7 sesudah masehi.
Dari Ancestor of Western Family Manuscripts ini lahirlah Alkitab Douay Version tahun 1582 yang merupakan Alkitab kaum Jesuit untuk meng-counter gerakan Reformasi pada saat itu. Douay Version 1582 sering disebut sebagai Jesuit Version.

Dari ke 3 stream di atas, yang paling tua adalah Alexandrian Manuscripts. Hampir semua terjemahan Alkitab ke berbagai bahasa dunia memakai Alexandrian Manuscripts.
Apakah dokumen tertua dapat dikatakan juga sebagai dokumen yang benar...?
Zaman sekarang ini kita telah dipaksa untuk memahami bahwa yang tertua adalah sudah pasti yang terbaik.

Perlu dipahami di sini adalah bahwa ternyata dalam pembahasan manuskrip-manuskrip Alkitab kita mengetahui bahwa yang tertua adalah belum tentu yang terbaik.

Mengapa...?

Ijinkan saya memberikan ilustrasinya sedikit. Jika saya mempunyai suatu resep istimewa untuk ayam goreng yang tidak ada bandingnya dan saya berencana akan membuat francise maka saya akan membagikan resep istimewa tersebut ke semua francises saya ke seluruh dunia. Resep-resep tersebut dibagikan ke negara-negara lain, dan diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa mereka masing-masing. Ada yang memakai bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Perancis, bahasa Spanyol dan lain-lain di seluruh dunia.

Kemudian pada suatu saat ada seseorang yang bermaksud tidak baik yang berencana buruk untuk mencontek resep saya, lalu ditambahkan dan dikurangi sana-sini, dibuat seakan-akan yang paling tua, paling lebih dulu dari yang lain, lalu orang tersebut mendeklarasikan bahwa ini adalah resep asli yang sesungguhnya.

Semua orang akan bingung.
Mana resep asli yang sesungguhnya...?
Apakah resep dia atau resep saya...?

Cara yang paling common sense adalah :
Mengumpulkan semua salinan resep yang sudah disalin ke berbagai bahasa dunia, dikumpulkan, lalu dibandingkan dengan resep dia yang ia katakan yang paling tua. Jika mayoritas resep yang ada di seluruh dunia sama dengan resep saya dan berbeda dengan resep dia, maka resep saya adalah yang paling original, yang paling asli.

Itulah yang terjadi sebenarnya dalam dunia manuskrip Alkitab. Manuscripts of Traditional Text adalah manuskrip-manuskrip yang paling mayoritas disalin dan diterjemahkan ke seluruh dunia. Ada banyak saksi-saksi mata yaitu banyaknya jumlah manuskrip yang berasal dari Manuscripts of Traditional Text.
Tepat seperti firman Tuhan katakan di Ibrani 12:1.

Heb 12:1
Wherefore seeing we also are compassed about with so great a cloud of witnesses, let us lay aside every weight, and the sin which doth so easily beset us, and let us run with patience the race that is set before us, 

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita. Amen! Halleluyah!

Ada sekitar 1900 manuskrip dari stream Manuscripts of Traditional Text. Sedangkan dari stream Alexandrian Manuscripts banyak dari manuskrip-manuskrip tersebut hilang. Demikian juga dari stream Ancestor of Western Family Manuscripts, banyak yang hilang. Jika diadakan studi perbandingan, maka dari ke 3 aliran stream di atas yang memiliki great cloud witnesses adalah yang berasal dari stream Manuscripts of Traditional Text.

Lalu, apakah artinya ini...?
Artinya adalah Tuhan tetap memelilhara keutuhan firman-Nya. Tepat seperti pemazmur katakan di Mazmur 12:6-7.
Psa 12:6
The words of the LORD are pure words: as silver tried in a furnace of earth, purified seven times.
Psa 12:7
Thou shalt keep them, O LORD, thou shalt preserve them from this generation forever. 


Tuhan memang menjaga kemurnian firman-Nya dari generasi ke generasi.

Penulis buku berjudul “The Bible in Modern Scholarship” yang bernama Kurt Alan mengatakan dalam bukunya di halaman 336 :
QUOTE…
The Papyrus 75 and Codex B represents a revision of local text of Egypt which was enforced as the dominant text in that particular ecclesiastical province…END OF QUOTE. 


Ini membuktikan bahwa manuskrip Codex Sinaiticus adalah merupakan produk revisi-revisi lokal dari penduduk Alexandria yang disesuaikan dengan filosofi dan cara berpikir penduduk Alexandria.

Selanjutnya David Otis Fuller DD mengatakan :
QUOTE…
Fundamentally, there are only two streams of Bibles. The first streams which carried the Received Text in Hebrew and Greek, precious manuscripts were preserved by suchas the church at Pella in Palestine where Christians fled, when in 70 AD the Romans destroyed Jerusalem…END OF QUOTE. 


Jadi manuskrip-manuskrip asli tidak berasal dari kota Roma seperti yang diklaim oleh Roma Katolik. Tetapi sebaliknya, manuskrip-manuskrip Alkitab berasal dari daerah-daerah Kristen di Timur Tengah seperti dari Yerusalem, dari Antiokhia, dari tempat-tempat di mana para rasul berdiam setelah Yerusalem dihancurkan tahun 70 AD.

Selanjutnya saya akan quote kembali kalimat dari David Otis Fuller DD.
QUOTE…
by the Syrian Church of Antioch which produced eminent scholarship, by the Italic Church in northern Italy; and also at the same time by the Gallic Church in southern France and by the Celtic Church in Great Britain; by the pre-Waldensian; by the Waldensian and the churches of Reformation…END OF QUOTE. 


Note :
Italic Church yang disebutkan di atas adalah bukan Roman Catholic Church karena saat itu Roman Catholic belum lahir. Ke-Katolik-an baru lahir pada tahun 313 AD. Teks yang dipakai oleh Italic Church pada abad mula-mula adalah berasal dari stream Manuscripts of Traditional Text, bukan dari Ancestor Western Family of Manuscripts yang diakai oleh Roma Katolik.

Less Garret 1982 “Which Bible can we trust?” halaman 64 mengatakan :
QUOTE…
These manuscripts have in agreement with them, by far the vast majority of copies of the original text. So vast is this majority text that even the enemies of the Received Text admit that 95% of all the Greek manuscripts are of this class…END OF QUOTE. 


Received Text ini dikenal sebagai Textus Receptus yang dipakai sebagai fondasi dari Alkitab King James dan gerakan Reformasi pada abad pertengahan.

Steram kedua yang dinyatakan oleh David Otis Fuller DD adalah sebagai berikut :
QUOTE…
The second stream is a small one a very few manuscripts These last manuscripts are represented : The Vatican Manuscript (Codex B) in the library of Rome and the Codex Sinaiticus (Codex Aleph); the Vulgate or Latin Bible by Jerome 383 AD; the Jesuit Bible 1582 AD which later with vast changes is seen in the Douay Version and Catholic Bible; and modern English Bible…END OF QUOTE 


Roma Katolik memiliki hanya sedikit manuskrip yaitu : Vatican Manuscripts (Codex B) yang ada di perpustakaan di Roma dan Codex Sinaiticus (Codex Aleph) yang digunakan untuk meredam gerakan Reformasi pada abad pertengahan.

Yang sangat menarik adalah bahwa Codex Sinaiticus atau Codex Aleph ditemukan pada tahun 1844, seakan-akan memang sengaja ditambah-tambahkan oleh pihak atau golongan tertentu untuk meredam gerakan Reformasi. Selain itu, Codex Sinaiticus adalah manuskrip termuda yang pernah ditemukan sebelum Dead Sea Scroll, tetapi diklaim sebagai manuskrip tertua yang pernah dibuat.

Seperti pada abad mula-mula di mana terjadi peperangan rohani antara Biblical Christians dengan para pengikut aliran sekte seperti gnostik, maka sampai saat sekarang pun peperangan rohani tersebut masih berlangsung antara mereka yang berpegang kepada Majority Text yaitu mereka yang memegang King James Version berperang dengan mereka yang berpegang kepada Alexandrian Manuscripts – Ancestor of Western Family Manuscripts.

Tulisan David Otis Fuller DD dalam bukunya “Which Bible” and “True and False” dikatakan :
QUOTE…
So the present controversy between the King James Bible in English and the modern versions is the same old contest fought out between the early church and rival sects; and later betwee the Waldenses and the Papistfrom the 4th to the 13th centuries; and later still between Reformers and the Jesuit in the 16th century…END OF QUOTE. 


Jika berbicara tentang manuskrip maka tidak akan lengkap jika kita tidak membahas Origen. Ia lahir di Alexandria tahun 185 dan meninggal tahun 254. Dari satu orang yang bernama Origen inilah maka Satan memakai strateginya untuk membuat counterfeit Bible.

Apa yang dilakukan Origen...?
Dalam hidupnya Origen berupaya menghubungkan ke-Kristen-an dengan ilmu pengetahuan dan filsafat pada masanya. Ia percaya bahwa filsafat Yunani merupakan persiapan untuk memahami Kitab Suci, dan secara analogi, yang kemudian dianut oleh tokoh yang juga salah yaitu Augustine, Eusebius, yang mengatakan bahwa pengetahuan orang kafir dapat digunakan oleh orang Kristen, seperti kisah orang Israel yang meminta seluruh harta bangsa Mesir ketika keluar dari Mesir. Dalam mempelajari filsafat Yunani, Origen telah mengambil banyak gagasan Plato yang sangat asing dengan ke-Kristen-an.

Dan dari Origen inilah lahir apa yang disebut sebagai Alexandrian Manuscripts. Dan dari karya-karya Origen inilah maka banyak lahir sekte-sekte sesat seperti aliran Arianisme, Saksi Jehovah, Gnostik dan sampai ke Vatikan.

Firman Tuhan mengatatakan :
2Co 2:17
For we are not as many, which corrupt the word of God: but as of sincerity, but as of God, in the sight of God speak we in Christ. 

Apakah Origen, Augustine, Eusebius telah mengkorup firman Tuhan...?
Dengan caranya mencampurkan firman Tuhan dengan filsafat-filasafat dunia, khususnya filsafat Yunani, maka itu adalah tindakan mengkorupsi firman Tuhan. Dan ada ganjaran bagi mereka yang mengkorupsi firman Tuhan.

Tujuan gerakan dari mengkorupsi firman Tuhan adalah sebenarnya untuk melemahkan firman Tuhan sehingga ke-Kristen-an dapat dicampur atau dikawinkan dengan budaya-budaya dunia, dengan tradisi-tradisi dunia. Ini menuju kepada gerakan oikumene atau penyatuan secara universal. Dalam bahasa Yunani adalah καθολικός’ / ‘katholikos’, artinya adalah “general” atau “universal” . Tidaklah heran jika kemudian banyak ritual-ritual pagan dan tradisi penyembahan berhala yang masuk ke gereja pada masa Dark Ages, yaitu pada masa Alkitab dilarang dibaca untuk umum dan hanya sekelompok elit tertentu yang boleh membaca Alkitab. Itupun memakai Alkitab yang berasal dari Alexandrian Manuscripts.

Tetapi puji Tuhan, sesuai Mazmur 12:6-7, bahwa Tuhan tetap menjaga keutuhan firman-Nya, dan sampai abad pertengahan ternyata mayoritas menuskrip yang ada adalah manuskrip yang berasal dari stream no 2 yaitu Manuscripts of Traditional Text.

Melihat hal ini kaum Jesuit pun tidak tinggal diam. Untuk meredam gerakan Reformasi maka dibuatlah Jesuit Bible yang dikenal sebagai Douay Version tahun 1582.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang Jesuit Cathecism yaitu :
Q : What if the Holy Scripture command one thing, and the Pope another contrary to it?
A : The Holy Scripture must be torn aside.

Q : 
What is the Pope?
A : He is the Vivar of Christ, King of kings, and Lord of lords and there is but one Judgement-Seat belonging to the God and the Pope 

Note :
Dikutip dari Roy Livese, 1998, Understanding the New Age, World Goverment and World Religion halaman 104.

Ratu Inggris Queen Elizabeth I melihat bahaya dari Jesuit Bible ini dan merencanakan untuk menerbitkan Kitab Suci untuk warganegaranya sendiri. Tindakan Queen Elizabeth I ini membuat marah Paus dan memerintahkan raja Philip Spanyol untuk menaklukkan Inggris bagi Vatikan agar tunduk kepada Vatikan. Tetapi rencana Queen Elizabeth I tetap berjalan untuk menerbitkan Alkitab. Dan mencampai puncaknya pada tahun 1611 ketika diterbitkan Authorized Version yaitu yang disebut oleh masyarakat umum sebagai King James Version.

Note :
Armada Spanyol saat itu berkekuatan 130 kapal perang dan Inggris hanya berkekuatan 30 kapal perang. Tetapi badai dahsyat menghancurkan armada Spanyol sehingga Spanyol kalah perang, Paus marah dan Tuhan melindungi orang yang setia kepada firman-Nya.

Ini hanyalah kisah lain dari sejarah yang benar-benar terjadi pada abad pertengahan untuk keluar dari masa Dark Ages Vatikan.

Tidak ada komentar: