Selasa, 12 Maret 2013

יהוה vs ٱللَّهِ Jilid 2

Jilid 2

Kenapa masalah NAMA TUHAN sampai sedemikian pentingnya dan mendesaknya saya tulis?
Karena :

  1. Tidak ada satupun di dunia maupun di alam semesta ini yang tidak mempunyai nama atau diberi nama.
    Ini menunjukkan bahwa pada manusia ditanamkan keinginan dan keharusan untuk menamai segala sesuatu.   Nama akan menyandang kepribadian, reputasi, karakter, membedakan jenis kelamin, bermaksud untuk identifikasi dan mempunyai nilai yg mendalam dari/bagi pemilik.   Sedemikian sakralnya arti sebuah nama mengakibatkan pada saat pemberian nama pada bayi manusia dapat melibatkan suatu upacara.   Sehingga sangat masuk akal jika Tuhan sang pencipta mempunyai nama juga bukan? Karena Dialah yang menanamkan keinginan pada manusia untuk menamai segala sesuatu.
  2. QS Al Ikhlas menyatakan bahwa nama itu penting.“Katakanlah ALLAH (ٱللَّهِ ) itu ESA, ALLAH (ٱللَّهِ ) adalah tuhan yang bergantung kepadanya segala sesuatu. dst dst….” 
    Dalam surat ini, nama dari Tuhan Al-quran adalah ALLAH (ٱللَّهِ).
  3. Kitab Kejadian Alkitab menyebutkan bahwa Nama Tuhan yang diperkenalkan kepada Musa di padang pasir dalam nyala api semak berduri adalah YHWH (יהוה tetragramaton).  Bukan ALLAH (ٱللَّهِ ), sebab dalam alkitab sebutan ALLAH hanyalah sebuah sebutan gelar saja, seperti presiden, raja, atau datuk.    ALLAH dalam alkitab TIDAK menunjukkan nama diri kepada sesuatu.  Hal ini berlanjut sampai kepada Yesus sendiri (yesus kan orang israel/yahudi).   Jadi Nama Tuhan yang disembah oleh Yesus sendiri adalah YHWH (יהוה tetragramaton) sebagai pribadi yang berbeda darinya.
    Penyebutan kata ALLAH oleh orang kristen dapat menyinggung perasaan umat islam walaupun maksud, tujuan dan artinya memang berbeda. Karena dalam Kristen dikenal ada ALLAH Bapak, ALLAH Anak ALLAH Roh dan Bunda ALLAH bahkan ada juga ber-ALLAH-kan perut.  Orang islam yang menyatakan bahwa tidak masalah bagi mereka jika Kristen menggunakan ALLAH akan berarti bahwa  dia (muslim) tidak paham Kitab Sucinya sendiri.
Bukankah ALLAH itu berasal dari kata Al-ilah? Jadi tidak masalah kan?
- TIDAK !!!!
- BUKAN!!!!

  • ALLAH (ٱللَّهِ) itu NAMA Tuhannya umat islam (“Allahu akbar bukan God akbar)
  • Sila Ketuhanan (sila no 1) tidak bisa diubah menjadi Ke Allahan yang maha esa.
  • Dengan menghilangkan ‘alif’  (jadi kata ‘lah’ dari ilah) menyebabkan artinya menjadi ‘baginya laki-laki’sedangkan ALLAH (ٱللَّهِ) tdk mengandung unsur jenis kelamin. Sehingga artinya bukan lagi Tuhannya umat islam.  Lagi pula ilah adalah SATU PAKET kosa kata yang tdk bisa dipenggal-penggal lagi. (Untuk memudahkan ilah itu merupakan kata benda, bukan kata kerja dlm bahasa indonesia)   Ilah bisa ditambahkan alif ‘lam’, Karena ilah itu merupakan gelar atau sebutan, sedangkan ALLAH (ٱللَّهِ) adalah nama diri. Belum lagi al-ilah mempunyai Mutsannah, yaitu ilahaani (dua tuhan/dewa), sedangkan ALLAH (ٱللَّهِ) tdk memiliki Mutsannah/Tatsniyah. Bayangkan jika ALLAH (ٱللَّهِ) menjadi Allahaani… Akibatnya nama Tuhannya umat islam bisa berubah, berbahaya.
  • Ilah/al-ilah bisa menunjuk pada dewa manapun atau sesuatu yang disembah, tetapi ALLAH(ٱللَّهِ) tidak (Baca kamus Indonesia - Arab)
  • ALLAH (ٱللَّهِ) bukan berasal dari hamzah lam, ha karena tdk pernah ditemukan kata past-tense, ataupun present-tensenya untuk kata itu. Yang ada kata allaha yang kalau diuraikan sekalipun tetap tidak bisa menjadi ALLAH (ٱللَّهِ).
  • Terjemahan alquran dalam Bahasa Inggris,  Belanda maupun Jerman tetap menuliskan kata ALLAH (ٱللَّهِ) untuk surat Al Fatihah:1 s/d 2 bukan menjadi God.

JADI?
  • Jelas  Nama Tuhan untuk Umat Yahudi dan Umat Nasrani berbeda dengan Nama Tuhan umat Islam.
ARTI LAINNYA ?
  • Apakah dapat dikatakan bahwa Alquran adalah penyempurna kitab-kitab terdahulu, jika ternyata bahkan Nama Tuhan yang disandangnya berbeda? 
  • Dapatkan disebutkan bahwa islam adalah agama penerus dari agama-agama terdulu jika Nama Tuhan yang disembahnya berbeda?

Tidak ada komentar: